1. SARINGAN KAIN KATUN
Ini adalah cara yang paling sederhana. Air disaring langsung menggunakan kain dari bahan katun. Cara ini mampu memisahkan air dari bahan pengotor dan organisme yang berukuran kecil. Namun untuk pengotor dan organisme yang sangat kecil masih bisa lolos.
2. SARINGAN KAPAS
Cara ini juga masih sederhana dan hasilnya tidak jauh beda dengan cara sebelumnya. Caranya air dialirkan melalui wadah yang berisi kapas. Wadah tersebut memiliki lubang sebagai tempat keluarnya air jernih. Cara ini banyak dilakukan oleh orang yang memiliki aquarium.
3. AERASI
Aerasi dilakukan dengan mengalirkan oksigen ke dalam air. Sehingga zat-zat seperti karbon dioksisa serta hidrogen sulfida dan metana yang membuat bau bisa berkurang. Partikel mineral seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan mengendap.
4. SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL)
Air disaring dialirkan melewati wadah yang berisi lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil ada bagian bawah. Air mengalir dari atas, melewati pasir, lalu ke bawah melewati kerikil kecil hingga kerikil besar.
5. SARINGAN PASIR CEPAT (SPC)
Cara ini menggunakan bahan penyaring seperti pada SPL, tetapi airnya dialirkan melalui lubang di bagian bawah. Dengantekanan dari sumbernya, air akan naik ke atas melewati kerikil menuju pasir di atasnya. Air akan terkumpul di atas pasir dan keluar melalui lubang di bagian atas.
6. SISTEM PENYARINGAN AIR GRAVITY-FED
Yaitu gabungan dari SPC dan SPL. Air dialirkan melalui SPC lalu masuk ke SPL dan terakhir ditampung pada wadah/ reservoir. Dengan 2 kali sistem penyaringan, diharapkan hasil airnya lebih jernih.
7. SARINGAN ARANG
Seperti pada SPC tetapi ditambahi lapisan arang kayu/ batok kelapa. Ari dialirkan dari bawah melewati kerikil besar, kerikil kecil, pasir, lapisan arang dan pasir lagi. Arang berfungsi untuk mengikat kuman dan bakteri jahat dalam air. Arang juga bisa menghilangkan bau dan rasa pada air.
8. SARINGAN SEDERHANA/ TRADISIONAL Pengembangan dari saringan arang dengan menambahkan lapisan ijuk/ sabut kelapa.
9. SARINGAN KERAMIK
Memanfaatkan pori-pori pada keramik sebagai penyaring. Air akan meneter dari bagian bawah keramik. Hasil penyaringannya jernih dan bahan keramik mampu menjadi disifektan/ pembunuh bakteri yang baik. Kelemahannya, penyaringan ini membutuhkan waktu yang lama. Air hasil penyaringan ini bisa disimpan dalam waktu lama dan digunakan pada saat darurat saja. Jika air yang disaring terlalu keruh, maka pori-pori bisa tertutup oleh banyaknya kotoran. Kotoran bisa dibersihkan dengan cara menggosok keramik saat disiram air yang mengalir.
10. SARINGAN TANAH LIAT
Mirip dengan saringan keramik, tetapi menggunakan bahan kendi dari tanah liat. Kamu bisa mencoba membuat penyaringan air sederhana/ tradisional mengunakan bahan bekas.
11. SARINGAN CADAS/ LUMPANG BATU
Cara ini mirip dengan saringan keramik, yaitu memanfaatkan posi-posi pada batu cadas. Cara ini juga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan cara SPC dan SPL. Teknik ini banyak dilakukan oleh warga desa Kerobokan di Bali.
Pratama SEO -- Lapisan penyaring menggunakan lapisan dari bawah ke atas : kerikil besar, kerikil Untuk menghemat tempat, reservoir air keruh bisa kamu letakkan di atas wadah penyaring air. Ktika membutuhkan air bersih, tinggal mengisi reservoir air keruh lalu menampung air jernih hasil penyaringan. Untuk meningkatkan kualitas air jika kandungan bakterinya terlalu tinggi, diperlukan bahan pembunuh bakteri seperti kaporit. Karena bahan ini adalah bahan kimia, maka ada resikonya terhadap manusia, meskipun kecil. Untuk mencegah resikonya, pada air yang diberi kaporit, sebaiknya didiamkan dulu pada wadah selama beberapa jam/ seharian agar sisa kaporitnya mengendap.