Pratama SEO -- Jika pada suatu hari kalian menemukan korban kecelakaan dengan keadaan korban membuat ( Bantuan Hidup Dasar - BHD ), langkah - langkah yang harus kalian lakukan adalah Pertolongan Pertama Gawat Darurat ( PPGD ) dengan Prinsip P-A-T-U-T sebagai berikut :
1. Penolong Menolong dirinya sendiri dengan meminta seseorang untuk menjadi saksi, saat kalian akan menolong korban.
Sebagai contoh :
“Permisi Pak/Bu saya ( Nama Anda ), saya memiliki pengetahuan untuk menolong korban kecelakaan ini, saya meminta Bapak/ibu untuk bersedia menjadi saksi ketika saya melakukan tindakan ( BHD - RJP )”
Pbnt Pembina Pramuka Pasukan Embun Pagi pada kegiatan ekstrakurikuler menjelaskan “Tindakan yang kamu lakukan diatas tidak lain untuk mencegah kamu sebagai penolong agar tidak dijadikan tersangka dalam kecelakaan tersebut, karena ketika kamu melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru ( RJP ). Sidik Jari kamu akan ada pada si korban.” Utasnya.
2. Amankan Korban dengan menghindarkan kerumunan.
3. Tandai Tempat Kejadian.
4. Usahakanlah Menelpon tim Medis Terdekat.
5. Tindakan Pertolongan.
Ciri - ciri seseorang membutuhkan Bantuan Hidup Dasar :
1. Terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas.
2. Tidak ditemukan adanya Nafas atau nadi melemah.
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara waktu. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan pernafasan dan bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang paling diperlukan dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Penilaian dan perawatan yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna melanjutkan ketahapan selanjutnya. Hal ini dilakukan secara cermat dan terus menerus termasuk terhadap tanggapan korban pada proses pertolongannya.
Bila tindakan ini dilakukan sebagai kesatuan yang lengkap maka tindakan tersebut dapat disebut Resusitasi Jantung Paru ( RJP ).
Untuk memudahkan pelaksanaannya maka digunakan akronim ( A - B - C ) yang berlaku Universal yaitu sebagai berikut :
A = Airways Control ( penguasaan Jalan Nafas ).
B = Breathing Support ( Bantuan Pernafasan ).
C = Circulatory Support ( Bantuan sirkulasi atau lebih dikenal dengan pijatan Jantung Luar dan menghentikan pendarahan besar ).
Setiap tahapan ABC pada RJP haruslah diawali dengan fase penilaian respons dan pernafasan nadi.
1. Airways Control
Pratama SEO -- Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong menilai pernafasan korban apakah cukup ? Untuk mengetahui dan menilainya maka korban harus dibaringkan dengan jalan nafas terbuka.
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan pada kasus-kasus korban dewasa tidak merespons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh kebelakang sehingga jalan nafas tersumbat. Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada bayi dan anak.
Penguasaan jalan nafas merupakan prioritas pada si korban prosedurnya bervariatif mulai dari yang paling rumit hingga sederhana. Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas masih tersumbat/terganggu.
Berikut beberapa cara yang sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas :
A. Angkat Dagu Tekan Dahi
Teknik ini dilakukan pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun tulang belakang.
B. Perasat Pendorong Rahang Bawah ( Jaw Thrust Maneuver )
Teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi . Teknik ini sangat sulit dilakukan tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang. Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat dalam posisi normal.
Ingat : Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma pada tulang belakang atau curiga trauma tulang belakang.
Pemeriksaan Jalan Nafas
Pratama SEO -- Setelah jalan nafas terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan Nafas dengan baik dan bersih sangat diperlukan dalam penanganan korban karena inilah yang paling vital jika jalan nafas tidak terbuka usaha-usaha lain yang dilakukan biasanya akan sia-sia saja.
Perhatikan pengucapan sikorban apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian terhadap korban karena dengan gangguan mental. Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tiada respons harus diwaspadai karena kemungkinan adanya darah, muntah, atau air liur berlebihan dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada post cara periksaan jalan nafas.
C. Membersihkan jalan nafas
• Posisi Pemulihan
Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tak ada kecurigaan adanya cedera pada leher, tulang punggung, atau bagian lainnya yang dapat menambah parah akibat tindakan ini, maka letakan korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.
Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan mengalir melalui mulut dan tidak akan masuk ke dalam saluran pernapasan.
• Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas.
2. Breathing Support
Pratama SEO -- Bila pernafasan korban terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan pernafasan. Teknik ini digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu ;
– Menggunakan mulut penolong
1. Mulut ke masker RJP.
2. Mulut ke APD.
3. Mulut ke mulut.
3. Circulatory Support
Pratama SEO -- Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat terjadinya efek pompa jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal.
Tata Cara Circulatory Support :
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri dan kanan. Keadaan penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita
1. Dewasa : 4 - 5 cm
2. Anak dan bayi : 3 - 4 cm
3. Bayi :1,5 - 2,5 cm
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan oksigen.
Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis.
Saya rasa masih banyak kekurangan dalam post kali ini untuk ini kritik dan saran sangat saya harapkan.
Terima kasih dan sampai jumpa di 📨 Post Selanjutnya.